Malang 09:15 "Barangkali yang tak mudah adalah menjalani semuanya sendiri setelah terbiasa bersama" _Sigialia_ Lisan ku sudah tak mampu lagi mengutarakan rasaku, tapi ku pikir jemari ku masih mampu mengutarakannya... Ku rindu pada bahu yang selalu ada ketika raga dan rasa ku ingin runtuh... Ku rindu pada bahu yang membuat semuanya sederhana... Ku rindu pada bahu yang membawaku pergi sebentar untuk menangkan keruwetan yang sedang terjadi... Ku rindu pada bahu tempat kepalaku bersandar untuk sekedar berdiam beberapa menit... Terimakasih untuk bahu yang pernah membuat aku nyaman. Rapalan doa ku selalu mengiri. Rizka ♥
Kali ini tulisan ku tertunjuk untuk kamu. Ya kamu yang selalu mendengarkan berapa banyak keluh kesah ku, kamu yang hafal sifat-sifat ku, dan kamu yang berada ketika aku rapuh dan hampir terjatuh. Tulisan berisi serangkaian kata untuk sebuah rasa rindu nantinya yang mungkin sering merasuk dalam pikirkan ku. Puti Melinda Mayang Shara, sahabat tersayaang. . . . Aku mengenalnya sejak kelas 1 SMP hingga kini, dan aku berharap hingga nanti. Awalnya aku mengenalmu sebagai sosok gadis pendiam, tetapi kenyataanya sangatlah tidak. Berawal dari sebuah extrakulikuler aku mengenalnya dekat, saat itu dia ketua extrakulikuler tersebut dan aku salah satu pengurus keuangan. Berawal dari situ kedekatan kami berawal. Tak cukup hingga bangku menengah pertama, dan ternyata kami ditakdirkan bertemu lagi di SMA. Senang rasanya aku berjumpa dengannya lagi. Dan dimulai dari bangku menengah atas lah kami merasakan betapa pentingnya arti sebuah kepercayaan untuk seorang sahabat. Di jenjang ini kami benar-bena
Jakarta Sore hari, diiringi kelamnya langit Sudah enam bulan kurang lebih semenjak kejadian yang aku sama sekali tidak ingin mengingatnya, tapi apa daya kejadian itu selalu ada dalam sel-sel otak ku. Kejadian yang sama sekali tidak indah menurut ku. Sejak kejadian itu apa kabar hatinya rizka saat ini? Goresan yang makin banyak atau Goresan yang hampir hilang atau mungkin hatinya rizka sudah sembuh? Dari hatinya rizka: Bukan kesembuhan yang ku dapat setelah meninggalkan kota kenangan itu, tapi kayanya goresan yang aku buat sendiri membuat goresan dihati ku makin banyak. Rasanya hanya jiwaku yang berada di kota apel selama ini, tapi semua rasa hati ku masih tertinggal di kota kenangan itu. Ya untuk siapa lagi semua rasaku yang tertinggal kalau bukan untuk satu orang itu. Entah rasa apa yang sudah ia buat untuk hati ini tapi rasanya sulit sekali melepaskannya. Sebenernya aku hanya ingin rasa yang berlebih ini menjadi rasa yang biasa itu saja cukup, aku juga tak ing
Komentar
Posting Komentar