Mungkin memang ini jalannya :""

Jakarta, 17 Agustus 2013

Tulisan ini ku tuliskan khusus untuk kamu, penggemar "the red devils", pencinta games, mahasiswa elektronika kritis, dan sosok kaka yang selalu dewasa. Serta tak lupa satu nama yang selalu ada dalam hari-hari dan doa ku.
Malam itu, tepatnya setelah pertemuan singkat itu ku hempaskan tubuh ke dalam peraduan ku. Ingin rasanya aku berteriak sekencang mungkin malam itu tapi tak mungkin ku lakukan dan aku hanya mampu mengeluarkannya lewat butiran itu lagi. Tak terhitung sudah beberapa banyak butiran itu keluar dan membasahi pipiku beberapa bulan terakhir ini.

~ Hari ini aku bertemu denganmu lagi, senang rasanya melihat raut muka mu lagi. Tapi pertemuan ini tak seperti biasanya hanya aku dan kamu. Tapi ada dua orang lain dibalik pertemuan ini. Jujur banyak rasa gelisah ketika ingin bertemu mu hari itu. Karena aku tau apa keputusan terburuk hari itu. Nyatanya itu benar terjadi dan benar-benar terjadi. Ingin aku menampar pipiku dan menyadarkan kalo ini nyata bukan mimpi rizka!!
Aku tau, "aku dan kamu" sudah terlalu jauh membuat benang yang lurus menjadi kusut. Sudah lama aku ingin menanyakan semua kekusutan ini. Seperti yang kamu tahu aku selalu takut untuk mengambil keputusan begitupun kamu, kamu tak mau memulai untuk melukai ku lagi. Kali ini ada dua orang yang membantu aku untuk menyampaikan kekusutan ini dan begitupun kamu yang ingin menyampaikannya.
Tak seperti biasanya aku duduk dihadapan mu dan menatap mata mu. Kali ini aku duduk disamping mu dan sedikit tertunduk, mungkin terlalu takut untuk menanyakan ini. Kesunyian berjalan diantara aku dan kamu selama beberapa menit, tapi aku tahu betul kamu tak akan bicara disaat seperti ini jika bukan aku yang memulai. Aku memulai dengan pertanyaan ringan yang mencairkan suasana, aku sedikit menanyakan tentang kegiatannya hari ini yang iya katakan padaku semalam tapi sebenarnya bukan itu pertanyaan ku, aku hanya bingung ingin memulai dari mana. Untung kamu tersadar bahwa aku takut untuk memulai, kamu segara bertanya apa yang ingin aku katakan sebenarnya.Pertanyaan demi pertanyaan atas kegundahan ku aku tanyakan pada mu. Dan kamu menjawabnya, awalnya kamu tak menatapku tapi akhirnya kamu menatap ku dengan tatapan teduh mu. Aku mengerti tatapan mu seolah beribu maaf dan tolong jangan izinkan aku untuk melukai hati mu lagi riz. Aku merasakan begitu hati-hati kalimat yang keluar dari lisan mu seolah tak ingin jarum menusuk hati ku lagi.
Saat itu sebenarnya aku tak mampu menahan luapan yang sudah ada di pelupuk mata ku. Tapi aku berusaha menahannya karena aku tahu kamu sangat tidak suka melihat aku menangis dan aku tau tatapan mu mengartikan "sudahi air matamu, jangan menangis karena aku". Aku tahu bukan cuma aku yang merasa sakit tapi juga kamu aku tahu dada mu pasti sesak. Aku berusaha mengerti kamu hari itu dan kamu pun mengerti raut ketakutan ku hari itu dan kamu mengatakan "Jangan takut untuk kehilangan aku, aku masih bisa menjadi teman mu" ~
Mungkin memang ini jalannya, ya jalan terbaik untuk aku dan kamu agar tak ada lagi jarum yang menusuk hati aku dan kamu lebih dalam. Sudah saatnya memang kita mengobati luka hati ini. Tapi sampai malam ini ketika aku menulis tulisan ini rasa takut masih merasuk ditubuh ku "rasa takut untuk kehilangan dirimu sekaligus rasa takut melihat kamu bersanding dengan orang lain". Saat ini aku dan kamu sepertinya sedang berada dalam ujian ke ikhlas-an, aku mengikhlaskan kamu dan begitupun kamu mengikhlaskan orang itu.
Doa dan cintaku masih mengalir untuk kamu sampai saat ini. Saat ini mungkin sangat sulit bagi ku yang selalu kamu bilang "perasa". Aku berdoa yang terbaik untuk aku dan kamu,nama mu masih ada disetiap bait doaku. Aku menyimpan rapih sebuah kalimat yang bernama "cinta" untuk kamu buka suatu hari nanti. Berharap yang maha membolak-balikan hati menjadikan kamu pelabuhan terakhir aku.

"Rasa sayang yang masih mengalir entah sampai kapan"

Dari seseorang yang sering kamu sebut "anak kecil dan perasa"
Untuk kamu yang aku panggil:*{}"Mas" 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dear my role model...

Semoga selalu senyum tulus yang ada :)

Rindu Menjadi Rindu